Jumat, 15 Januari 2016

HAKEKAT DAN PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGEMBANGAN BELAJAR MENGAJAR



http://akreditasi.net/wp-content/uploads/2015/10/20130605025409-620.jpg


Disusun Oleh :
JAMALUDIN






SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR
Jalan Raya Dramaga Km. 7, Margajaya, Bogor Barat, Jawa Barat, Indonesia
TAHUN 2016





KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentangHakekat Dan Pendekatan Sistem Dalam Pengembangan Belajar Mengajar.

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini terutama Ma’had Huda Islami Bogor Indonesia.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pengertian  dan tujuan rencana strategi belajar mengajar, begitu pula manfaatnya untuk pendidikan di negri tercinta ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.





Bogor,    Januari 2016




JAMALUDIN




32-Point Star: 1

 


DAFTAR ISI


                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................        1
DAFTAR ISI.....................................................................................................        2
BAB I PENDAHULUAN   ................................................................................        3

1.1     Latar Belakang.........................................................................................        3
1.2     Rumusan Permasalahan ..........................................................................         4
1.3     Tujuan Pembuatan Makalah.......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................         5
2.1.   Hakikat belajar                                                                                          ........             5
            2.1.1. Definisi belajar  .............................................................................         5
   2.2.   Hakikat Pembelajaran........................................................................................             5

   BAB III PENUTUP                                                                                                     8
   3.1.   Kesimpulan                                                                                                       8
















32-Point Star: 2
 


BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah
Rasulullah Saw pernah bersabda “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim”. Adapula orang yang menyatakan carilah ilmu sejak berada dalam buaian sampai liang lahat. Dua pernyataan di atas memberikan gambaran bahawa ilmu merupakan perkara yang sangat penting.Dengan ilmu, manusia menjadi terampil. Dengan ilmu pula, manusia menjadi mahkluk yang bijak tahu mana yang baik, dan mana yang buruk, tahu apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Karena kedudukan ilmu seperti itulah, manusia dengan berbagai cara berusaha untuk mendapatkannya. Usaha untuk mendapatkan ilmu itu kita kenal dengan istilah belajar.
Apa hakikat belajar? “Belajar adalah suatu proses”. “Belajar adalah suatu Sistem”.Pertanyaan dan pernyataan tersebut telah cukup memberi gambaran bahwa belajar merupakan suatu perkara yang cukup rumit untuk dikaji. Berbagai teoriti tentang belajar telah banyak dikemukakan teori-teori tersebut saling melengkapi satu sama lain, sehingga menjadi sebuah panduan bagi guru dalam mengajar. Seorang guru yang tidak memahami hakikat belajar dengan baik, tidak akan menjadi pengajar yang baik.


B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah kami uraikan mengenai penulisan makalah ini kami merumuskannya sebagai berikut:
  1. Apakah hakikat belajar?
  2. Apakah hakikat mengajar?
  3. Apa maksud melajar mengajar sebagai suatu sistem?


1.3.      Tujuan Pembuatan Makalah
Pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui jawaban masalah masalah yang berkaitan dengan pengertian  dan tujuan rencana strategi belajar mengajar demi keberlangsungannya pendidikan di Indonesia.
32-Point Star: 3

 


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Belajar
2.1.1.   Definisi Belajar
Banyak orang memahami bahwa belajar adalah menerima dan menghafal materi yang diberikan oleh seorang guru.Dan seorang siswa telah dianggap belajar apabila mampu menjawab soal-soal dalam ujian.Adapula yang memahaminya sebagai serangkaian latihan keterampilan yang harus dijalani seorang siswa. Dua pemahaman tersebut mungkin benar akan tetapi apakah belajar hanya berupa penguasaan materi pelajaran dan keterampilan? Untuk memahaminya secara utuh sebaiknya kita pahami berbagai definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli.
Dr. Oemar Hamalik mendefinisikan belajar sebagai perubahan dan persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap.Definisi ini memberi pengertian, bahwa belajar adalah perubahan baik perubahan persepsi maupun perubahan tingkah laku. Sementara itu Muhibbin Syah, memberikan definisi belajar yang agak berbeda belajar menurut beliau adalah perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Definisi ini memiliki kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan definisi pertama tadi.Kelebihannya memuat sifat dari perubahan itu, yaitu relative menetap atau permanen, dengan demikian perubahan yang tidak tetap bukanlah belajar. Selanjutnya perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman dan interaksi yang melibatkan proses kognitif. Jika ada perubahan yang terjadi akibat pertumbuhan dan perkembangan, yang tentunya tidak melibatkan proses kognitif, bukanlah belajar. Sedangkan kekurangannya adalah bentuk perubahan (Perubahan Persepsi) tidak disebutkan sebagai belajar.
Untuk melengkapi definisi tentang belajar kami mengutip penjelasan yang diberikan oleh Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun.“Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu keterampilan yang telah ada mungkin pula bersifat tambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau keterampilan yang telah ada bahkan mungkin pula merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau perilaku tertentu yang tidak dikehendaki (misalnya kebiasaan merokok, ekpresi marah, takut dan sebagainya).
Bertitik tolak dari penjelasan di atas, kiranya dapat dikemukakan beberapa hal tentang belajar:
32-Point Star: 4                       a.          Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
                      b.          Bersifat Relatif Permanen, yang berarti akan bertahan dalam waktu yang relatif lama, tetapi perubahan tersebut tidak akan bertahan terus, pada waktu tertentu akan mengalami perubahan lagi sebagai akibat belajar.
                       c.          Perubahan tersebut dapat aktual, nampak, tetapi juga dapat bersifat potensial yang tidak nampak pada saat itu tetapi akan nampak di lain kesempatan.
                      d.          Perubahan tersebut melalui pengalaman dan latihan, bukan karena faktor kematangan, kelelahan, atau hal-hal yang bersifat Temporer.

2.2.Belajar sebagai suatu sistem
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar semua berinteraksi di dalamnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu factor terganggu maka proses akan terganggu dan hasilpun akan terganggu, masing-masing faktor tersebut saling kait mengait satu sama lain, karenanya belajar itu merupakan suatu sistem.
Sistem adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkana atas kebutuhan yang telah ditentukan.Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan setiap kegiatan dari komponen-komponen adalah diarahkan untuk tercapainya tujuan tersebut.
Masukan mentah adalah individu atau organisme yang akan belajar. Misalnya siswa, mahasiswa atau anak yang akan belajar. Masukan instrumental adalah masukan yang berkaiatan dengan alat-alat atau instrumen yang digunakan dalam proses belajar. Misalnya rumah, kamar, gedung, peraturan-peraturan.Peraturan merupakan masukan isntrumen yang lunak, sedangkan kamar, rumah, gedung merupakan masukan instrumen yang keras.Masukan lingkungan merupakan masukan dari yang belajar dapat merupakan masukan lingkungan fisik maupun non fisik. Misalnya tempat belajar yang gaduh atau ramai merupakan hal yang kurang menguntungkan untuk proses belajar.

32-Point Star: 52.2.1. Hakikat Pembelajaran
Pengertian mengajar ditafsirkan berbeda-beda oleh para ahli.Ada yang merumuskan bahwa adalah mewariskan kebudayaan masa lampau, kepada generasi baru secara turun temurun sehingga terjadi konservasi kebudayaan. Adapula yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. Rumusan lainnya menyetakan bahwa mengajar adalah mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar itu harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri dengan kata lain anak-anaklah yang harus aktif belajar sedangkan guru bertingkat sebagai pembimbing. Pada dasarnya pandangan ini menegaskan bahwa mengajar ialah membingbing kegiatan belajar anak. Secara lebih terperinci, konsep-konsep tentang mengajar dikemukakan lagi oleh Oemar Hamalik dalam bukunya “Kurikulum dan Pembelajaran “sebagai berikut :
1.      Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik / siswa di sekolah:
Dalam rumusan ini terkandung beberapa konsep:
a.       Pembelajaran merupakan persiapan masa depan, dan sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang.
b.      Pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan.
c.       Tinjauan Utama Pembelajaran adalah menguasaan pengetahuan.
d.      Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa, dia menentukan segala hal yang dianggap tepat untuk disajikan kepada para siswanya.
e.       Siswa bersikap dan bertindang pasif, dia hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya.
f.       Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas, tembok sekolah menjadi benteng yang kuat yang membatasi hubungan dengan kehidupan masyarakata.

2.      Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah
Implikasi dari rumusan ini sebagai berikut:
a.       Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat itu.
b.      Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya.
c.       Bahan Pembelajaran bersusmber dari kebudayaan. Kebudayaan dan hasil kedudayaan diwariskan kepada siswa yang umumnya berupa benda dan non benda; tertulis atau lisan dan berbagai betuk tingkah laku, norma dan lain-lain.
d.      Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan. Mereka harus mampu memamnfaatkan teknologi, sebagai aspek dari kebudayaan untuk kehidupannya, serta mampu mengadakan penemuan-penemuan baru mengembangkan kebudayaan yang telah ada.

3.   Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik
32-Point Star: 6             Implikasi rumusan tersebut adalah sebagai berikut:
              a.      Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik, baik tingkah laku jasmaniah maupun tingkah laku rohaniah
             b.      Kegiatan belajar berupa pengorganisasian lingkungan. Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan yang dibutuhkan bagi perekembangan tingkah laku siswa, antara lain menyiapkan program belajar, bahan pelajaran, alat bantu metode, dan lain-lain. Selain itu guru sendiri, suasana kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah semua menjadi lingkungan belajar yang bermakna bagi perkembangan peserta didik.
              c.      Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup. Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri peserta didik. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang serasi agar aktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini guru sebagai organisator bagi siswa yang potensial itu, sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara optimal

4.      Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik
          Rumusan ini bertitik tolak dari pandangan bahwa pendidikan itu diarah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masayarakat. Implikasi dari dari rumusan ini adalah sebagai berikut:
a.       Tujuan pembelajaran adalah pembentukan warga Negara yang produktif, yaitu yang memiliki keterampilan berbuat dan bekerja menghasilkan barang- barang dan benda-benda kebutuhan masyarakatnya.
b.      Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja, di mana siswa mendapat latihan dan pengalaman praktis.
c.       Peserta didik sebagai warga Negara yang berpotensi untuk bekerja. Siswa tidak menginginkan berdiam diri dan pasif, semua ingin bekerja bermain dan aktif melakukan kegiatan, yang tentunya semua itu harus disalurkan, jika tidak maka akan mengakibatkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
d.      Guru sebagai pimpinan dan pembingbing bengkel kerja. Guru harus menguasai program keterampilan khusus dan menguasai strategi pembelajaran keterampilan serta meyediakan proyek-proyek kerja dan menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna
             
5.      Pendekatan dan Metode
Pendekatan atau approach merupakan pandangan falsafi terhadap subjek-matter yang harus diajarkan, yang urutannya melahirkan metode mengajar. Dan dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam tehnik penyajian bahan pelajaran.
Ada beberapa pendekatan belajar dan mengajar yang akhir-akhir ini mendapat perhatian, di antaranya.
32-Point Star: 7a.       Enquiry Discovery Learning (Belajar menemukan sendiri)
Dalam pendekatan ini guru tidak menayjikan bahan pelajaran dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan tehnik pendektan pemecahan masalah
b.       Expository learning
Dalam sistem ini guru menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak didik hanya menyimak dan merencanakan saja.Secara tertib dan teratur. Prosedur yang biasa ditempuh adalah
1)       Preparasi (menyiapkan bahan secara lengkap dan sistematis)
2)       Apersepsi
3)       Presentasi
4)       Resitasi
c.       Mastery learning
Mastery learning atau biasa disebut belajar tuntas, adalah pendekatan yang bertujuan agar materi pelajaran dikuasi oleh murid secara tuntas. Ada beberpa factor yang mempengaruhi penguasaan penuh, antara lain:
1)       Bakat untuk mempelajari sesuatu
2)       Mutu pengajaran
3)       Kesangguapan untuk memahami pengajaran
4)       Ketekunan
5)       Waktu yang tersedia untuk belajar.
d.       Humanistic education
Pendekatan ini menitikberatkan pada upaya untuk membantu siswa agar sanggup mencapai perwujudan dirinya sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikannya.Karakteristik metode ini adalah bahwa guru tidak membuat jarak terlalu jauh dengan siswanya.Ia harus menempatkan diri dan berdampingan dengan siswa sebagai senior dan konsultan.
Selain pendekatan dalam proses belajar mengajar komponen yang tidak
32-Point Star: 8

 


BAB III
KESIMPULAN


Dari uraian pada bab sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa dalam hakikatdan pendekatan sistem belajar mengajar terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.       Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku yang permanent sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
2.       Mengajar bukan hanya mentransfer pengetahuan, akan tetapi seluruh upaya pengaturan lingkungan belajar mengajar bagi anak didik agar mereka dapat belajar secara efektif.
3.       Belajar mengajar sebagai suatu sistem adalah proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
4.       Komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar adalah;
a.       Tujuan
b.      Guru
c.       Murid
d.      Materi pelajaran
e.       Pendekatan dan metode pembelajaran
f.        Alat Bantu mengajar
g.       Evaluasi
32-Point Star: 9

DAFTAR PUSTAKA






Oemar Hamalik, 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Al Gesindo, 2004.

Muhibbin Syah, M. Ed, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.

Abin Syamsudin Makmun, MA, 2000. Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda.

Abu Ahmadi, Joko TP, 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


Ahmad Tafsir, 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Rosda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar